Pernikahan bukan hanya sekedar upacara beserta pesta
pernikahan, yang diikuti dengan bulan madu saja. Menikah berarti berusaha untuk
membangun sebuah keluarga, dan biasanya melahirkan, mengasuh serta mendidik
anak merupakan bagian dari usaha tersebut.
Normalnya, setiap anggota keluarga menginginkan keluarga
yang menyenangkan, dan penuh dengan kasih sayang. Jika terjadi perpecahan pada
kedua orangtua, maka anak akan merasa terluka.
Sejak kedua orangtuanya berpisah, anak merasa jika
kehidupannya menjadi berbeda, sementara anak belum tentu siap menghadapi
berbagai macam perubahan yang mungkin terjadi, seperti ‘hilang’-nya salah satu
dari kedua orangtuanya, yang kemudian mengakibatkannya ‘kehilangan’ anggota keluarga
yang lain, atau aktifitas yang biasa dilakukannya bersama dengan anggota
keluarga yang ‘hilang’ tersebut. Di sisi lain, anak mungkin merasa
diterlantarkan karena kedua orangtuanya ‘sibuk’ berusaha menyelesaikan masalah
mereka sendiri. Bayangkan apa yang dirasakan oleh seorang anak yang merasa
sendiri di dunia yang luas ini.
Apa yang dialami dan dirasakan oleh anak akan sangat
mempengaruhi prestasi belajarnya. Anak dari orangtua yang bercerai cenderung
lebih bermasalah atau bahkan kemudian dikeluarkan dari sekolah. Sementara pada usia
belasan tahun, anak dari orangtua yang bercerai cenderung lebih rentan dalam
menerima pengaruh negatif dari lingkungannya.
Apa alasan yang dulu membuat Anda ingin menikah? Setelah itu,
mengapa Anda memutuskan untuk memiliki anak? Pertimbangkan kedua pertanyaan
tersebut dengan sebaik mungkin, lalu ajukan pertanyaan ini kepada Anda dan
pasangan, sebelum memutuskan untuk bercerai: Apakah alasan yang membuat Anda
memutuskan untuk bercerai benar-benar jauh lebih penting dibandingkan dengan
kebahagiaan dan masa depan anak?
Komentar
Posting Komentar